
Dinkes Sosialisasikan Bahaya Asap Karhutla di Rupat
BENGKALIS- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Batu Panjang dan UPT Puskesmas Teluk Lecah melaksanakan Sosialisasi Penanganan Asap Dampak Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) bagi sekolah dan rumah tangga di daerah yang terpapar dengan asap.Kegiatan tersebut berlangsung Rabu (27/2/19) bertempat di Aula Kantor Camat Rupat, resmi dibuka Camat Rupat Hanafi, S.Pi, M.Si, dihadiri oleh Kepala UPT. Puskesmas Batu Panjang dr. Dahlia, Kepala UPT. Puskesmas Teluk Lecah dr. Nelya Sasmita, Kepala UPT. Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Rupat, Kepala UPT di Lingkungan Kecamatan Rupat, Kepala Desa dan Lurah se-Kecamatan Rupat serta Tokoh-Tokoh Masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bengkalis, dr. Ersan Saputra, TH melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Alwizar, SKM memaparkan, seperti di Kecamatan Rupat sudah terjadi Karhutla, yang sudah pasti membawa dampak langsung, ekologi, ekonomi dan kesehatan.
Katan Alwizar, ada 5 level indeks pencemaran udara yang harus diketahui, kategori Baik dengan Angka Indkes Standar Pencemaran Udara (ISPU) berkisar 0-50, kemudian kategori Sedang (ISPU 51-100), kategori Tidak Sehat (ISPU 101-199), kategori Sangat Tidak Sehat (ISPU 200-299), dan kategori Berbahaya (ISPU 200-500).
"Dampak buruk oleh asap atau jerebu hasil Karhutla kemudian dihirup manusia, memicu berbagai penyakit antara lain ISPA, ASMA, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), penyakit pantung dan iritasi mata," ungkapnya.
Dari Laporan UPT. Puskesmas Batu Panjang, UPT. Puskesmas Teluk Lecah dan UPT. Puskesmas Tanjung Medang (Kecamatan Rupat Utara) terdapat 124 penderita ISPA/ILI (Influenza Like Ilness), sebanyak 28% dari penderita tersebut adalah golongan umur 22-44 tahun, 21% adalah Balita (umur 1-4 tahun), 16% adalah anak-anak berumur 5-9 tahun, dan 9,7% terjadi pada umur dibawah 1 tahun.
"Oleh sebab itu perlu upaya nyata untuk mencegah partikel debu dan asap yang masuk bersama udara ke dalam rumah dan sekolah. Caranya adalah dengan memasang tirai/gordyn yang terbuat dari benang yang bukan berbahan nylon yang dibasahkan pada setiap jendela dan ventilasi sekolah dan rumah tangga, dan secara berkala dilakukan pembasahan terhadap tirai/gordyn tersebut, akan menyaring partikel debu dan asap,” terang Alwizar.
Camat Rupat Hanafi, dalam sambutannya mengatakan, musim panas dan kekeringan di Pulau Rupat cukup potensi memicu terjadinya kebakaran. Sejak 25 Januari lalu terjadi Karhutla di Kecamatan Rupat atau sudah sebulan.
Kesempatan ini Hanafi mengimbau kepada masyarakat, agar jangan melakukan pembakaran di lahan dan kebun masing-masing, karena jika sudah terjadi kebakaran, maka resiko yang dihadapi cukup besar.
"Seperti dampak kesehatan bahkan termasuk meliburkan anak sekolah,” ujar Hanafi.
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan mengunjungi Posko Pelayanan Kesehatan (Yankes) di Base Kamp Satgas Karhutla di Desa Kampung Baru, Terkul.
Disela-sela kunjungan ke Posko Yankes tersebut mewakili Kepala Dinkes, Kepala Bidang P2P Alwizar berdialog dengan Satgas dari Manggala Agni, TNI dan Polri tentang keluhan mereka selama menangani Karhutla. Dan Dinkes Bengkalis siap melayani keluhan penyakit dari Satgas dengan menyiapkan tenaga medis dan paramedis setiap harinya, obat-obatan, obat iritasi mata dan vitamin di Posko Yankes di Base Kamp.***